Kamis, 12 Agustus 2010

KADAR ZAT ORGANIK DALAM SEDIMEN dan BATUAN SEDIMEN

Untuk mengetahui apakah zat organik yg terkandung dalam sedimen Resen ataupun dalam batuan sedimen cukup banyak dan cukup berarti untuk terbentuknya akumulasi minyakbumi di dunia ini, maka mulai tahun 1926 Institut Minyakbumi Amerika dan Dewan Research Nasional serta Jawatan Geologi AS memulai suatu studi mengenai kadar organik sedimen Resen, yang berlangsung selama 5 tahun. Penelitian ini dipimpin oleh Parker Trask dan hasilnya dilaporkan pada tahun 1932. Dalam penyelidikan ini lebih dari 35.000 contoh sedimen Resen dikumpulkan dari beberapa tempat di laut ataupun estuari dan dari berbagai macam lingkungan pengendapan di seluruh dunia.
Kesimpulan yang didapatkan dari 2000 contoh terutama adalah enam pokok, yaitu :
1) kadar organik sedimen sangat dipengaruhi oleh konfigurasi laut. Endapan dalam cekungan yg tertutup mengandung lebih banyak zat organik daripada punggungan serta lereng-lereng yg ada didekatnya.
2) kadar organik sedimen meningkat dengan halusnya tekstur. Lempung mengandung kira-kira 2 kali lebih banyak zat organik daripada lanau dan selanjutnya lanau mengandung 2 kali lebih banyak zat organik daripada pasir halus.
3) kadar organik sedimen halus dapat berkisar besar sekali dalam jarak beberapa kilometer saja, tanpa memperlihatkan perubahan mikroskopik dalam tekstur endapannya.
4) kadar organik sedimen laut yg khas, bervariasi secara kasar dengan jumlah plankton yg terdapat pada permukaan air laut. Tetapi dalam endapan lingkungan dangkal dan estuari kadarnya sangat tergantung pada tumbuh-tumbuhan dan zat organik berasal dari persediaan plankton yg terbawa dan tersangkut disitu.
5) sedimen dekat pantai mengandung lebih banyak zat organik daripada endapan samudra terbuka.
6) kadar organik didaerah pemunculan air laut dalam ke permukaan sangatlah besar.
Selain itu Parker Trask (1939) juga menunjukan bahwa :
a. Didalam sedimen marin Resen, zat organik berkisar dari 0,5 - 5 % atau rata-rata 2,5 % dari zat padat total. Nilai yg paling tinggi didapatkan dalam sedimen danau yg ada zaman sekarang, yaitu bisa mencapai 40 % dari zat padat total. Data untuk menggambarkan bahwa makin halus sedimen makin tinggi kadar zat organiknya didapatkan dari suatu danau dekat New Orleans sebagai berikut : pasir 0,3 %, pasir lanauan 1,55 %, pasir lempungan 1,98 %, lanau pasiran 2,3 %, lempung pasiran 2,68 %, lanau 4,9 %, lempung 6,72 %.
b. Untuk kedalaman yg lebih besar, kadar zat organik makin menurun.
Didaerah Gulfcoast nilai penurunan kadar tersebut adalah 13 % tiap centimeter.
Parker Trask (1932) tidak menemukan adanya hidrokarbon didalam sedimen Resen. Pada tahun 1954 Smith berhasil menemukan hidrokarbon tersebut dengan mengambil contoh secara lebih teliti, yaitu dengan mengadakan berbagai tindakan pencegahan penguraian oleh bakteri. Hidrokarbon yg ditemukan oleh Smith bersifat aspal dan tidak identik dengan minyakbumi.

Selasa, 10 Agustus 2010

BATUAN INDUK,PEMATANGAN DAN MIGRASI SERTA AKUMULASI

Secara populer sering dikemukakan, bahwa pembentukan minyakbumi terjadi karena pengonggokan zat organik terutama plankton pada dasar laut, dan tertimbun dengan sedimen halus dalam keadaan reduksi, sehingga terawetkan. Hal ini hanya terjadi di cekungan sedimen dimana terdapat suatu ambang dari laut terbuka, sehingga terdapat suatu keadaan setengah euxinic, dengan sedimen yang cepat. Dibarengi dengan penurunan. Lama-lama kita mendapatkan suatu urut-urutan batuan serpih yang kaya akan zat organik dan berwarna hitam yg disebut 'source rock' atau batuan induk. Karena gradien panas bumi dan gaya tektonik serta pembebanan, oleh temperatur tinggi dan tekanan, zat organik tersebut di ubah menjadi minyak dan gasbumi dan diperas ke luar untuk bermigrasi ke batuan reservoir.
Dalam konsepsi populer ini, dipisahkan antara fasies batuan induk (serpih, diendapkan dalam keadaan reduksi pada dasar laut dalam) dan fasies batuan reservoir (pasir,karbonat, diendapkan dalam keadaan oksidasi, banyak gelombang, dekat pantai), sehingga suatu migrasi jarak jauh diperlukan. Konsepsi populer ini menimbulkan suatu konsepsi mengenai 'batuan induk' yg dicirikan oleh beberapa sifat tertentu.

Kamis, 05 Agustus 2010

PROSES TRANSFORMASI ZAT ORGANIK MINYAK BUMI diajukan beberapa pendapat :

DEGRADASI TERMAL
Kalau sedimen mengalami penimbunan dan pembebanan, maka tekanan dan temperatur akan meningkat. Pengaruh tekanan rupanya tidak seberapa besar (Hawley, 1930; Van Tuyl dan Blackburn, 1925). Temperatur merupakan faktor penting. Percobaan pemanasan kerogen berhasil membentuk minyak bumi, tetapi memerlukan temperatur sangat tinggi (400' C). Hal ini bertentangan dengan adanya porfirin (temperatur rendah) didalam kerogen. Akhir-akhir ini faktor temperatur dikemukakan kembali oleh Welte (1964) dan Phillipi (1965), yang menganggap bahwa proses transformasi merupakan degradasi termal yang mencakup dekarboxilasi. Diperhitungkan bahwa faktor temperatur tinggi dapat diganti dengan faktor waktu. Apabila dihitung dengan persamaan Arrhenius, maka pada temperatur 50' - 180' dekarboxilasi memerlukan satu juta tahun; sedangkan proses "cracking" untuk membentuk 100' - 160'. Teori degradasi termal ini banyak dianut oleh para ahli geokimia, dan merupakan teori yang diterima secara meluas, bahkan diterapkan langsung dalam explorasi.

REAKSI KATALIS
Sesuai dengan yang berlangsung di dalam kilang minyak, "cracking" terjadi pada temperatur rendah dan berjalan lebih cepat apabila menggunakan lempung sebagai katalisator (asam silikat) (Brooks, 1954). Sanggahan terhadap proses ini menyatakan bahwa kontak langsung tidak terjadi antara zat-zat bersangkutan, karena terdapat selaput lendir air yang menghalangi (Landes, 1965).

RADIOAKTIFITAS
Penelitian yg telah dilakukan oleh Whitehead (1954) membuktikan kemampuan pembentukan hidrokarbon minyak bumi dari zat organik. Misalnya, bombardemen asam lemak oleh partikel-partikel alpha membentuk hidrokarbon parafin. Dari hasil yg diperoleh terdapat beberapa keberatan yaitu
1. Kemana hilangnya hidrogen sedangkan justru terjadi kebalikannya yaitu seharusnya hidrogen bertambah
2. Hasil yg diperoleh secara kuantitatif tak cukup
3. Terdapatnya serpih hitam tak kaya minyak, akan tetapi mengandung banyak pirobitumina, sedangkan serpih hitam ini kaya akan zat radioaktif
4. Porfirin tak akan tahan.
Sebetulnya sumber radioaktif cukup banyak terdapat dalam formasi : U, Th dan K40, terutama yg disebut terakhir ini. Serpih biasanya mengandung lebih banyak zat radioaktif, terutama serpih hitam; hal mana diterapkan pada log radioaktifitas.

AKTIVITAS BAKTERI (mikrobiokimia)
Penelitian mengenai kegiatan bakteri banyak dilakukan oleh Zobell (1945). Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya zat organik sampai pada waktu diagenesa. Pada umumnya aktifitas bakteri menimbulkan dan mengintensifkan lingkungan yg mereduksi, sehingga setidak-tidaknya menyiapkan milieu terbentuknya minyak bumi (Welte, 1964). Berbagai percobaan laboratorium ternyata menunjukan hasil positif, sedangkan bakteri diketahui ditemukan pada kedalaman ribuan meter dibawah permukaan.

TANPA SESUATU PROSES TERTENTU
Levorsen (1958) berpendapat bahwa organisme membentuk hidrokarbon sebagai bagian dari proses metabolisme dalam siklus hidupnya yang normal. Hidrokarbon ini jika terkumpul akan cukup banyak untuk merupakan cadangan minyak bumi yang kita ketahui. Juga minyak bumi dari rembesan dari zaman-zaman yg lampau mungkin diendapkan kembali, dan menambah cadangan yang telah ada. Gagasan ini didukung oleh Meinschein (1959, 1961) dan Baker (1969), mereka mengatakan bahwa zat-zat yg menyerupai minyak bumi telah ada dalam zat organik dan hanya membutuhkan sedikit modifikasi untuk berubah menjadi minyak bumi.

Rabu, 04 Agustus 2010

PROSES TRANSFORMASI ZAT ORGANIK PEMBENTUK MINYAK DAN GAS BUMI

Kalau kita percaya bahwa zat organik merupakan sumber minyak bumi, timbulah pertanyaan bagaimana proses perubahannya terjadi? Melihat perbedaan azasi antara zat organik dan minyak bumi, proses ini meliputi :
1. HIDROGENISASI. Timbulah persoalan darimana asal hidrogen untuk proses ini (Prat, 1930)
2. DEKARBOXILASI atau DEOXIGENASI, timbul persoalan kemana larinya karboxil atau oksigen
3. Perubahan OKSIGEN, perubahan ini merupakan perubahan dari tingkatan termodinamika energi tinggi ke energi rendah.

Selasa, 03 Agustus 2010

Lingkungan Pengumpulan Zat Organik Pembentuk Minyak dan Gasbumi-2

Danau darat sebagai tempat akumulasi zat organik
Parker Trask (1932) memperlihatkan bahwa sedimen danau kaya sekali akan zat organik seperti misalnya, danau Porchantrain di Louisiana, Amerika Serikat, yang kadar zat organiknya dapat mencapai 40%. Contoh lain daripada sedimentasi danau yang kaya zat organik adalah danau Maracaibo di Venezuela yang merupakan suatu daerah yang paling kaya akan minyakbumi. Danau Maracaibo dewasa ini hanya menempati seperempat daripada seluruh cekungan. Air dari danau ini sangat menguntungkan bagi kehidupan dan merupakan medium paling produktif dalam menghasilkan zat organik di danau ini. Sedimentasi sangat cepat terjadi karena terbentuknya suatu delta dari sungai. Ditengah danau terdapat suatu daerah anaerob yang sangat dalam dengan sedimen berwarna hitam sampai ketebalan beberapa inci dan sangat berbau Hidrogensulfida. Makin ke tengah danau kadar karbon organik meningkat, sampai lebih dari 5%. Biasanya pola ini mengikuti suatu penyebaran kekurangan Oksigen, tetapi juga kelihatan dipengaruhi oleh kecepatan sedimentasi yang lebih besar. Contoh suatu lingkungan pengendapan danau diperlihatkan oleh cekungan Uinta di Colorado dan Utah yang diwakili oleh formasi Green River yang berumur Eosen ( Bradley, 1946 ). Formasi ini sangat kaya akan zat organik yang berkisar dari jejak-jejak sampai lebih dari 80% volum dan membentuk kerogen, yang dengan destilasi destruktif menghasilkan minyakbumi. Penimbunan dan pengawetan zat organik ini juga sesuai dengan yang terjadi dalam danau pada masa sekarang, yang airnya nyangkrung dan tak mengandung oksigen sehingga airnya pun dijenuhi oleh Hidrogensulfida. Danau seperti itu diperkirakan dahulunya berlapis. Di lapisan atasnya terdapat air yang relatif lebih tawar dengan organisme yang tumbuh secara sangat baik. Sesudah organisme tersebut mati, kemudian mengendap kedalam daerah anaerob yang tidak dihuni oleh pemakan bangkai. Dengan demikian penguraian hanya dilakukan oleh bakteri anaerob secara lambat. Kerogen sendiri mungkin tidak di anggap mempunyai hubungan dengan minyakbumi, namun di cekungan Uinta terdapat lapangan minyak yang sangat kaya, dalam fasies pasir dari formasi Green River, antara lain lapangan Redwash field ( koesoemadinata, 1970 ). Dapatlah disimpulkan bahwa terdapatnya pengumpulan serta pengawetan zat organik secara banyak tidak hanya disebabkan karena kecepatan sedimentasi yang sangat tinggi, tetapi juga karena keadaan anaerob. Bahwasanya danau air tawar dapat menghasilkan batuan induk minyakbumi, diperkuat oleh penelitian Hedberg (1958) yang memperlihatkan bahwa minyakbumi yang mempunyai kadar lilin tinggi terutama didapatkan dalam urutan stratigrafi tertentu, antara lain dalam endapan danau.

Senin, 02 Agustus 2010

LINGKUNGAN PENGUMPULAN ZAT ORGANIK

Lingkungan terumbu
salah satu lingkungan sedimentasi yang juga merupakan daerah tempat akumulasi zat organik adalah terumbu. Kadar zat organik dalam suatu terumbu koral dapat berkisar dari 4 sampai 8 persen dari masa total. Terumbu adalah suatu masa gamping yang dibangun oleh organisme yang mengeluarkan kapur dan biasanya bersifat koloni yang berkerangka. Kerangka yang dibentuk biasanya mempunyai potensial untuk bertahan terhadap gelombang. Seringkali terumbu membentuk rangkaian penghalang, yang disebut ' barier ' sebagaimana telah dibahas dalam hal perangkap stratigrafi. Selain itu terumbu juga merupakan batuan reservoir yang sangat penting. Dapatlah dibayangkan bahwa lingkungan pengendapannya merupakan daerah yang dangkal, dimana gelombang dan arus-arus laut memecah, yang menurut Prokopovich (1952) merupakan sumber batuan induk yang bertipe ' bank '. Selain itu terumbunya sendiri merupakan lingkungan yang sangat kaya akan zat makanan, sehingga memberikan keadaan yang sangat menguntungkan bagi kehidupan organik. Diantara para ahli geologi umumnya belum ada persesuaian pendapat mengenai hubungan antara lingkungan terumbu serta asal minyak bumi yang terdapat di dalamnya. Sehubungan dengan perbedaan pendapat di atas, dapatlah dikemukakan penggolongan terbentuknya minyak bumi di dalam lingkungan terumbu sebagai berikut :
1). DI BELAKANG TERUMBU, dalam laguna, seperti dalam cekungan yang tertutup.
2). DI MUKA TERUMBU, dalam lingkungan dasar yang ' euxinic ', juga di dalam terumbunya sendiri.
3). SUMBER ZAT ORGANIK TERDAPAT DI DALAM TERUMBU ITU SENDIRI (in situ). Pendapat ini mendapat banyak tantangan, tetapi tidak dapat diabaikan begitu saja. Misalnya Link (1950), mengatakan bahwa harus dipertimbangkan bahwa bioherm atau terumbu koral sendiri merupakan suatu daerah yang sangat ideal untuk pertumbuhan, kematian, serta akumulasi berbagai jenis organisme. Oleh karena itu tidaklah perlu kita mencari sumber organisme lain di luar terumbu untuk menerangkan adanya minyak bumi di dalamnya. Suatu sanggahan terhadap pendapat ini menyatakan, bahwa adanya kehidupan yang banyak sekali di dalamnya terumbu, belum menjamin tersedianya cukup zat organik di dalamnya untuk dapat terbentuknya minyak bumi. Hal ini disebabkan karena terumbu itu sendiri merupakan daerah dengan sirkulasi udara yang baik, sehingga binatang pemakan bangkai dapat hidup dengan subur. Keadaan ini menghalang-halangi pengawetan daripada zat organik yang telah mati. Juga bakteri aerob akan menghabiskan zat organik yang disisakan oleh binatang pemakan bangkai.

Minggu, 01 Agustus 2010

TEKTONIK LEMPENG-2

PRINSIP UMUM TEKTONIK LEMPENG
Kunci utama tektonik lempeng adalah adanya lempeng litosfir yang padat dan kaku "terapung" diatas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Hal inilah yang menjadi kesulitan utamanya yaitu menerima pemikiran adanya benua yang padat dapat bergerak diatas bumi yang padat, sehingga menjadi perdebatan yang lama. Namun seperti telah diuraikan bahwa bagian atas selubung bersifat mendekati lebur atau dapat dikatakan hampir cair,dan bersifat plastis, maka wajarlah bila lempeng litosfir yang padat dan kaku dapat bergerak.

MINING ENGINERING INDONESIA: TEKTONIK LEMPENG

MINING ENGINERING INDONESIA: TEKTONIK LEMPENG: "Lebih dari beberapa abad yang lalu, beberapa pengamat peta bumi memperhatikan adanya kesamaan bentuk gari pantai timur Amerika selatan dan a..."

MINING ENGINERING INDONESIA: 2 teori utama asal terjadinya minyak bumi

MINING ENGINERING INDONESIA: 2 teori utama asal terjadinya minyak bumi: "1. Teori anorganik atau abiogenesa,yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari proses anorganik.teori ini sudah lama tidak dianut lagi,na..."

TEKTONIK LEMPENG

Lebih dari beberapa abad yang lalu, beberapa pengamat peta bumi memperhatikan adanya kesamaan bentuk gari pantai timur Amerika selatan dan afrika barat. Diantaranya adalah Sir Francis Bacon pada tahun 1620. Dan pada tahun 1855 Antonio Snider Pellegrini memperkenalkan sketsa yang memperlihatkan kedua benua ini bersatu. Rekonstruksi ini menimbulkan pemikiran bahwa semula kedua benua ini bersatu, merupakan satu massa yang besar, kemudian pecah dan terpisah.
Pada tahun 1912 Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman melontarkan konsep Pengapungan Benua (continental drift), dalam monografi The Origin of Continents and Oceans. Hipotesa utamanya adalah adanya satu "super continent" yang dinamakannya Pangaca (semua daratan), yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Hipotesa selanjutnya mengatakan 200 juta tahun yang lalu Super Continent ini pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak ketempatnya, seperti yang dijumpai saat ini. Beberapa ilmuwan terkemuka dapat menerima konsep ini. Namun masyarakat dan ilmuwan lainnya masih tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat "terapung" dan bergerak diatas bumi yang padat, dan mengapa harus terjadi. Memang pada massa itu bukti-bukti yang mendukung belum dijumpai atau dikenal. Wegener mengumpulkan bukti lain untuk mendukung hipotesanya selain kesamaan garis pantai, dijumpainya persamaan fosil, struktur dan batuan.
Disebelah utara dinamakan Laurasia, terdiri dari Amerika utara, greenland, Eropa dan asia. Sedangkan dibelahan selatan, Antartika, Afrika, Madagaskar, India dan Australia. Kedua Super Continen ini dipisahkan oleh samudra paleo Tethys.
Baru pada awal tahun 1960-an mulai terkumpul berbagai macam data yang memperlihatkan bahwa benua-benua itu benar berpindah. Sejak itu berkembanglah teori TEKTONIK LEMPENG (plate tectonics). Tektonik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara deformasi ini dengan keberadaan dan pergerakan lempeng atau plates diatas selubung atas yang plastis.